Sabtu, 16 Mei 2015

makalah mengenai proses penyusunan karya ilmiah

PEMBAHASAN

A.    Pengertian karya ilmiah

Karya ilimah adalah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan keilmiahanya, bukan hasil rekaan atau pemikiran seseorang tanpa adanya penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi persyaratan-persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah lebih didasarkan pada pertanggungjawaban ilmiahnya. Sebagai karya hasil penelitian maka di dalam karya ilmiah harus ada beberapa komponen yaitu :
a.       Masalah penelitian
b.      Tuuan penelitian
c.       Metode penelitian
d.      Kajian teori
e.       Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
f.       Hasil penelitian
Supaya para pembaca dapat lebih memahami keenam komponen di atas, maka disini akan dijelaskan secara singkat tentang keenam komponen tersebut.
a.       Masalah penenlitian
Berdasarkan dengan masalah penelitian,yang dibahas mencakup : hakikat maslah, cara mencari maslah, identifikasi masalah, pembahasan, dan rumusan masalah. Sebelum kita melakukan suatu penelitian,pastilah kita harus menentukan masalah yang ada diteliti. Masalah dpat di pahami atau diartikan sebagai adanya keadaan,kejadian,atau peristiwa yang perlu untuk dipecahkan. Masalahnya biasanya timbul karena adanya kesenjangan antara yang satu dengan yang lain. Misalnya, antar apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam kenataan, mengenai teknologi dan pegetahuan ataupun sesuatu yang lain yang masalahnya tersebut atau memperkecil kesenjangan yang terjadi.
Kita dapat menemukan suatau masalah dengan cara proaktif mencari dari berbagai sumber bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah,dari pertemuan-pertemuan ilmiah, pernyataan pemegang otoritas, pengamatan sepintas, dan sebagainya.
Sedangkang kita telah menemukan masalah yang akan diteliti, maka pertama-tama kita harus menjelaskan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari segi ilmiah dan segi kegunaan hasil penelitian tersebut.
Selanjutnya , jika masalah tersebut kita teliti maka kita akan menemukan sejumlah maslah yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari masalah-masalah yang telah kita identifikasi,kita memiliki sebuah masalah dianggap paling tepat untuk diteliti sebagai fokus dalam penelitian tersebut. Kita harus membatasi masalah yang kita teliti agar penelitian yang kita lakukan bisa lebih mendalam. Oleh karena itu, maslah yang akan kita teliti harulah dirumuskan dulu dengan baik.
·         Tujuan penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut dapat terarah sesuai dengan masalanya, amka tuuan penelitian itu harus sejalan dengan rumusan masalah. Di sini perlu disinggung, bahwa judul penelitian sebaiknya sejalan dengan rumusan masalah dan tuuan penelitian agar mempermudah para pembaca dalam memahaminya.
·         Metode penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai jalan tau cara untuk memecahkan masalah. Metode penelitian dibagai menadi dua yaitu penelitian kuantintas dan penelitian dan penelitian kualitatif, maka ada dua cara untuk melakukan metode penelitian. Metode kuantintatif digunakan untuk menguji hipotesisi dengan bantuan analisis statistik, dan untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat dari populasi. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari sebuah obek penelitian. Kalau penelitian kuantitatif bertuuan untuk menguji hipotesis, maka penelitian kualitatif bertujuan menemukan atau menyusun teori-teori vbaru dari data-data penelitian yang digunakan.
·         Kajian teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan dan tuuan penelitian ditetapkan, maka harus dilanjutkan dengan kajian teori yang relevan dengan maslah dan tujuan penelitian. Kajian teori dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada penelitian yang bersifat kuantitatif harus benar-benar mengkaji teori-teori yang ada lali merumuskan konsep pokiran dari teori-teori tersebut, serta merupakan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang akan dikumpulakan. Sedangkan penelitian yang bersifat kualitatif kajian teorinya dikumpulkan sedikit demi sedikit. Data yang baru terkumpul langsung dianlisis, dijelakan berdasarkan kerangka pikiran yang telah ditetapkan.
·         Objek penelitian, data, dan variabel penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif objek penelitian disebut populasi, tetapi tidak seluruh populasi yang diteliti, melaikan hanya sampel percontoh ) dari populasi itu. Namun, hasil penelitian terhadap sampel itu kemudian digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu. Dlam penelitian kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak berdasarkan pada sampel, melainkan pada jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, sampai tujuan yang ingin diketahui dianggap telah tercapai.
Perlu dijelakan bahwa obek penelitian tidak sama dengan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif ada istilah variabel penelitian. Yang dimaksut dengan variabel penelitian itu adalah sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, kalau judulnya adalah korelasi, antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis. Salah satu diantaranya diadikan variabel bebas dan yang lain diajadikan variabel terikat
·         Hasil penelitian
Dalam penelitian kuantitatif , hasil penelitian berupa hasil perhitungan statistik terhadap variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistika ini dijadikan dasar untuk mengui hipotesis yang diajukan. Dlam penelitian kualitatif, hasil penelitian berupa penelasan terhadap data-data yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian itu, kemudian ditarik kesimpulan dan berdasarkan kesimpulan, ditarik saran-saran untuk penelitian lebih lanut.
·         Sistematik atau kerangka penulisan karya ilmiah
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah oleh karena itu, penulisan harus menuruti suatukerangka penulisan tertentu. Aturan penulisan tersebut dapat berbedabeda tergantung pada lembar yang bersangkutan. Secara umum, kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :  pendahuluan, isis, dan penutup
1.      Bagian pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi: halaman udul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
Ø  Halaman judul
Judul ditulis mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf kapital, biasnya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.
Ø  Hakaman pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga bersangkutan.
Ø  Kata pengantar
Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan penelitian, dan ucapan terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksaan penelitian.
Ø  Halaman abstrak
Berisi maslah poko pada skripsi atau disebut. Pada makalah, tidak memerlukan halman ini.
Ø  Daftar isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan sehinga harus mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab serta seluruh lampiran yang ada dengan nomor halaman masing-masing.
Ø  Daftar tabel, gambar, dan grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, grafik untuik menunjukan isi laporan. Maka harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.

2.       Bagian isi
Secara umum bagian isi terdiri dari :
Ø  Pendahuluan
Memaparkan : latar belakang dan perumusan masalah tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis,penjelasan, dan metode penelitian
Ø  Landasan teori
Berisi : uraian teoritis yang brhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan hipotesis.
Ø  Hasil penelitian
Menguraikan  pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.
Ø  Kesimpulan dan saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan berberapa saran.

3.      Bagian penutup
Pada umumnya terdiri dari:
Ø  Daftar pustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang digunakan dalam penulisan laporan.
Ø  Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistiak , tabel dan lainlain
Ø  Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun menurut abjad.




Jumat, 15 Mei 2015

fenomena penggunaan bahasa indonesia jaman sekarang

Dalam komunikasi, peranan bahasa sungguh sangat penting. Segala informasi yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Makna yang disampaikan dalam sebuah bahasa tidak hanya terkait dengan pilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya.  Kridalaksana mengemukakan, bahwa ragam bahasa adalah “variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan.” Remaja masa kini lebih sering dan senang menggunakan bahasa gaul dari pada bahasa resmi. Menurut mereka bahasa gaul lebih nyaman, dan cocok digunakan dalam kehidupan sehari-hari, remaja masa kini menganggap penggunaan bahasa resmi terlalu kaku dan monoton, serta tidak menampakkan kebaruan yang mencolok.
Bahasa Gaul (Alay)

Bahasa hanya bisa muncul akibat adanya interaksi sosial. Dalam interaksisosial terjadi saling pengaruh mempengaruhi. Dalam proses interaksi, orang yang lebih aktif melakukan komunikasi akan mendominasi interaksi tersebut. Maka tak heran apabila suatu bahasa lebih banyak dipakai, maka bahasa itu akan berkembang dalam masyarakat. Bahasa dan masyarakat akan selalu menjadi pasangan yang mengisi satu sama lain, karena adanya interaksi sosial yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sebenarnya masih ada alat lain untuk berkomunikasi akan tetapi bahasa mungkin yang terbaik dalam berkomunikasi. Di dalamnya ada penutur dan juga tindak tutur, bahasa yang bersifat arbitrer dan bersifat universal sangat memungkinkan utuk melahirkan kata-kata atau padanan baru dalam bahasa tersebut.
Perkembangan bahasa pada masyarakat kita mungkin sudah sejak dahulu mengalami perkembangan misalnya di era Sembilan puluhan yang pernah menjadi “trend” yaitu bahasa prokem atau bahasa gaul yang di populerkan oleh remaja pada waktu itu. Demkian halnya pada remaja saat ini mungkin kita sudah sangat sering dan sangat familiar sekali dengan yang namanya komunitas anak layangan atau yang lebih dikenal dengan nama “alay”. Alay itu sendiri adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan yang menghubungkannya dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling santer adalah anak layangan. Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yg sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum.
Alay diartikan “anak kampung”, karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan. Gejala anak layang ini biasanya ditunjukan dengan cara mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan. Anak layangan atau alay ini sama seperti komunitas lainnya yang memiliki bahasa tersendiri yang sebagian besar hanya komunitas merekalah yang mengerti dan memahami tulisan maupun bahasa mereka. Mengapa dikatakan sebagian besar hanya anak alay yang mengerti bahasa ataupun tulisan mereka, ini dikarenakan bahasa alay sangat sulit di mengerti atau dibaca oleh orang awam yang tidak biasa berbahasa alay. Akan tetapi bahasa ini dianggap oleh komunitas alay sebagai bahasa yang biasa-biasa saja karena simple. Bahasa Alay ini juga sedikit mengadopsi sedikit logat – logat ke-melayuan, dan hingga saat ini bahasa ini telah dipakai untuk SMS , Chatting/jejaring sosial, ataupun untuk penulisan sehari- hari. Bahasa alay juga banyak digunakan oleh sebagian selebritis dan kalangan remaja tertentu lainnya. Secara perlahan bahasa ini juga merambah kalangan remaja terutama di kota-kota besar.
Dikarenakan aturan pembentukan kata bahasa alay cenderung tidak konsisten, maka untuk orang awam dibutuhkan waktu untuk menghafal dan memahaminya. Bahasa alay dapat diartikan sebagai variasi bahasa yang bersifat sementara yang biasanya berupa singkatan menggabungkan huruf dengan angka, memperpanjang atau memperpendek dan mencampurkan huruf besar dan kecil membentuk sebuah kata maupun kalimat. Bahasa alay lebih sering digunakan oleh anak-anak remaja seumuran SMP maupun SMU, yang secara tidak langsung bahasa tersebut menjadi suatu budaya. Uniknya, bahasa pergaulan yang sebenarnya diciptakan untuk kalangan terbatas justru berkembang menjadi bahasa pergaulan yang digunakan bahasa sehari-hari. Hal itu, karena terjadi kebocoran ragam bahasa. Bocor dari kelompok social tertentu ke kelompok social lainnya.
Bahasa Alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS (Short Message Service) atau pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif perkarakter ataupun per SMS yang berfungsi untuk menghemat biaya. Namun dalam perkembangannya kata-kata yang disingkat tersebut semakin melenceng, apalagi sekarang sudah ada situs jejaring sosial. Dan sekarang penerapan bahasa Alay sudah diterapkan di situs jejaring sosial tersebut, yang lebih parahnya lagi sudah bukan menyingkat kata lagi, namun sudah merubah kosa katanya bahkan cara penulisannya pun bisa membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar kecil yang diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti kosa katanya pun menceng jauh dari yang dimaksud.
Bahasa alay mulai berkembang melalui jejaring social “facebook” yang terlihat pada wall/dinding di facebook, coment-coment dan status para pengguna facebook yang mungkin sering kali kita lihat atau tidak sengaja membaca kalimat yang berbeda dari tulisan biasanya. Contohnya saja ketika sesorang remaja mengucapkan kata “akuwh yang artinya aku” atau U” yang berarti kamu”. Contoh lainnya yaitu penggunaan bahasa-bahasa alay yang dipakai oleh Indra Herlambang dalam memandu acara Kaca Mata “di salah satu stasiun televisi swasta, Indra mengucapkan kata keren” menjadi krenz” atau, manis” menjadi kata, maniezt”. Kehadiran jejaring social “facebook” harus diakui awalnya sangat ikut mendorong munculnya ragam bahasa tersendiri. Istilah populer bahasa alay, akronim dari anak lebay, yakni bahasa tulis berupa campuran bahasa gaul lisan, bahasa asing khususnya Inggris, singkatan, kode, angka, danvisualisasi. Bahasa ini berkembang di kalangan remaja, namun dalam pergaulan media jejaring sosial juga digunakan orang dewasa bahkan lansia. Semakin lama bahasa ini kian berkembang sehingga seorang dewasa yang telat memiliki akun menggunakan bahasa alay. Bahasa alay pada dasarnya memanfaatkan bahasa prokem anak muda Ibu Kota, ragam bahasa yang berkembang di akhir 1980-an, dan kemudian jadi ragam bahasa media jejaring sosial yang khas. Dalam pergaulan media jejaring sosial, bahasa alay dipergunakan sebagai bahasa pergaulan, karena sifatnya yang unik, lucu, aneh bila didengar, yang maknanya bisa jadi bertentangan dengan arti yang lazim. Pesatnya perkembangan jumlah pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya genersai muda Indonesia denga dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa Alay juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis.
Bahasa alay ini bukan hanya alat komunikasi, namun juga alat identifikasi. Para remaja menggunakan bahasa alay ini bisa jadi untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai seorang alay. Pengunaan bahasa alay juga dapat berguna untuk menumbuhkan eksistensi diri. Bahasa ini digunakan oleh kalangan remaja sebagai bahasa kode atau singkatan agar kata-kata menjadi aneh, lucu dan menarik. Tidak dipungkiri hingga sekarang bahasa alay semakin luas pemakaiannya dan semakin banyak para remaja bahkan orang dewasa menggunkan penulisan atau pengucapan bahsa alay karena adanya unsur daya tarik yang membuat orang orang yang sebelumnya kurang paham akan bahasa alay ini menjadi ingin tahu dan akhirnya mengikuti menggucapkan atau menulis dengan bahasa alay.
Bahasa alay merupakan fenomena tersendiri di kalangan masyarakat khususnya remaja di indonesia. Bahasa alay biasanya digunakan dalam penulisanpenulisan pada obrolan yang informal seperti tulisan dan kalimat-kalimat yang di tulis di media facebook. yang sifatnya menghibur, menjalin keakraban, atau untuk mencairkan suasana, karena menurut para alayers ( sebutan untuk anak alay ) apabila memakai bahasa atau penulisan baku suasana yang terjadi cenderung formal dan tidak akrab.
Bahasa alay dapat memberikan manfaat dan efek positif khususnya bagi alayers itu sendri:
·         Sebagai sarana komunikasi yang menarik bagi alayers karena menurut mereka dengan menggunakan bahasa alay berarti mereka telah menganekaragamkan bahasa khususnya pada remaja yang semula hanya menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
·         Sebagai sarana penuangan kreativitas dalam penulisan-penulisan yang non formal agar terlihat unik, karena dengan penulisan bahasa alay yang berbeda dengan penulisan bahasa pada umumnya yang berupa penggabungan huruf dan angka maupun penambahan komponen huruf di setiap kata mereka (alayers) dianggap kreatif karena bisa menciptakan tulisan tulisan yang unik dan menarik pada penulisan non formal.
Selain memberikan manfaat dan efek positif, bahasa alay juga dapat memberikan kerugian maupun efek negative. Kerugian itu antara lain:
·         Bahasa Alay dapat menyulitkan orang umum (yang tidak mengerti bahasa alay) untuk membaca tulisan dengan gaya alay Misalnya ketika menulis besok datang ke rumah saya, ditulis dengan b350k dtg k3 hoZz sAia, sehingga pesan yang disampaikan tidak dimengerti oleh pihak ke dua yang mengakibatkan pesan sesungguhnya tidak tersampaikan.
·         Membuat tulisan dengan style alay pada dasarnya membuang waktu, misalnya saja jika mengetik SMS biasa hanya perlu 1 sekon per huruf, dan total waktu untuk 1 sms berisi 100 karakter adalah 100 sekon, maka dengan diubahnya gaya penulisan sms tadi menjadi alay, secara otomatis jumlah karakter yang ditulis akan bertambah hingga mampu mencapai angka 3 kali lipat dari keperluan, dan waktunya menjadi 300 sekon ini jelas sekali sangat berdampak tidak efisien dan tidak efektif baik dari segi pulsa maupun waktu.
·         Jika terbiasa menggunkan penulisan dengan bahasa alay, pemakai dapat lupa akan bahasa Indonesia sesuai EYD dan ini sangat tidak baik dan tidak sopan, Misalnya seorang yang mengirimkan pesan singkat kepada guru atau orang yang lebih tua menggunakan penulisan alay ini menimbulkan pemikiran oleh orang yang menerima pesan bahwa yang mengirimkan pesan adalah orang yang tidak sopan dan tidak menghormati orang yang lebih tua.
·         Seseorang yang suka menggunakan bahasa Alay diasumsikan oleh masyarakat umum khusus nya para remaja sebagai seseorang yang kampungan atau norak sehingga dipandang sebelah mata oleh remaja pada umumnya.