Sabtu, 16 Mei 2015

makalah mengenai proses penyusunan karya ilmiah

PEMBAHASAN

A.    Pengertian karya ilmiah

Karya ilimah adalah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan keilmiahanya, bukan hasil rekaan atau pemikiran seseorang tanpa adanya penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi persyaratan-persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah lebih didasarkan pada pertanggungjawaban ilmiahnya. Sebagai karya hasil penelitian maka di dalam karya ilmiah harus ada beberapa komponen yaitu :
a.       Masalah penelitian
b.      Tuuan penelitian
c.       Metode penelitian
d.      Kajian teori
e.       Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
f.       Hasil penelitian
Supaya para pembaca dapat lebih memahami keenam komponen di atas, maka disini akan dijelaskan secara singkat tentang keenam komponen tersebut.
a.       Masalah penenlitian
Berdasarkan dengan masalah penelitian,yang dibahas mencakup : hakikat maslah, cara mencari maslah, identifikasi masalah, pembahasan, dan rumusan masalah. Sebelum kita melakukan suatu penelitian,pastilah kita harus menentukan masalah yang ada diteliti. Masalah dpat di pahami atau diartikan sebagai adanya keadaan,kejadian,atau peristiwa yang perlu untuk dipecahkan. Masalahnya biasanya timbul karena adanya kesenjangan antara yang satu dengan yang lain. Misalnya, antar apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam kenataan, mengenai teknologi dan pegetahuan ataupun sesuatu yang lain yang masalahnya tersebut atau memperkecil kesenjangan yang terjadi.
Kita dapat menemukan suatau masalah dengan cara proaktif mencari dari berbagai sumber bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah,dari pertemuan-pertemuan ilmiah, pernyataan pemegang otoritas, pengamatan sepintas, dan sebagainya.
Sedangkang kita telah menemukan masalah yang akan diteliti, maka pertama-tama kita harus menjelaskan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari segi ilmiah dan segi kegunaan hasil penelitian tersebut.
Selanjutnya , jika masalah tersebut kita teliti maka kita akan menemukan sejumlah maslah yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari masalah-masalah yang telah kita identifikasi,kita memiliki sebuah masalah dianggap paling tepat untuk diteliti sebagai fokus dalam penelitian tersebut. Kita harus membatasi masalah yang kita teliti agar penelitian yang kita lakukan bisa lebih mendalam. Oleh karena itu, maslah yang akan kita teliti harulah dirumuskan dulu dengan baik.
·         Tujuan penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut dapat terarah sesuai dengan masalanya, amka tuuan penelitian itu harus sejalan dengan rumusan masalah. Di sini perlu disinggung, bahwa judul penelitian sebaiknya sejalan dengan rumusan masalah dan tuuan penelitian agar mempermudah para pembaca dalam memahaminya.
·         Metode penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai jalan tau cara untuk memecahkan masalah. Metode penelitian dibagai menadi dua yaitu penelitian kuantintas dan penelitian dan penelitian kualitatif, maka ada dua cara untuk melakukan metode penelitian. Metode kuantintatif digunakan untuk menguji hipotesisi dengan bantuan analisis statistik, dan untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat dari populasi. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari sebuah obek penelitian. Kalau penelitian kuantitatif bertuuan untuk menguji hipotesis, maka penelitian kualitatif bertujuan menemukan atau menyusun teori-teori vbaru dari data-data penelitian yang digunakan.
·         Kajian teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan dan tuuan penelitian ditetapkan, maka harus dilanjutkan dengan kajian teori yang relevan dengan maslah dan tujuan penelitian. Kajian teori dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada penelitian yang bersifat kuantitatif harus benar-benar mengkaji teori-teori yang ada lali merumuskan konsep pokiran dari teori-teori tersebut, serta merupakan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang akan dikumpulakan. Sedangkan penelitian yang bersifat kualitatif kajian teorinya dikumpulkan sedikit demi sedikit. Data yang baru terkumpul langsung dianlisis, dijelakan berdasarkan kerangka pikiran yang telah ditetapkan.
·         Objek penelitian, data, dan variabel penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif objek penelitian disebut populasi, tetapi tidak seluruh populasi yang diteliti, melaikan hanya sampel percontoh ) dari populasi itu. Namun, hasil penelitian terhadap sampel itu kemudian digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu. Dlam penelitian kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak berdasarkan pada sampel, melainkan pada jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, sampai tujuan yang ingin diketahui dianggap telah tercapai.
Perlu dijelakan bahwa obek penelitian tidak sama dengan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif ada istilah variabel penelitian. Yang dimaksut dengan variabel penelitian itu adalah sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, kalau judulnya adalah korelasi, antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis. Salah satu diantaranya diadikan variabel bebas dan yang lain diajadikan variabel terikat
·         Hasil penelitian
Dalam penelitian kuantitatif , hasil penelitian berupa hasil perhitungan statistik terhadap variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistika ini dijadikan dasar untuk mengui hipotesis yang diajukan. Dlam penelitian kualitatif, hasil penelitian berupa penelasan terhadap data-data yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian itu, kemudian ditarik kesimpulan dan berdasarkan kesimpulan, ditarik saran-saran untuk penelitian lebih lanut.
·         Sistematik atau kerangka penulisan karya ilmiah
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah oleh karena itu, penulisan harus menuruti suatukerangka penulisan tertentu. Aturan penulisan tersebut dapat berbedabeda tergantung pada lembar yang bersangkutan. Secara umum, kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :  pendahuluan, isis, dan penutup
1.      Bagian pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi: halaman udul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
Ø  Halaman judul
Judul ditulis mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf kapital, biasnya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.
Ø  Hakaman pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga bersangkutan.
Ø  Kata pengantar
Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan penelitian, dan ucapan terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksaan penelitian.
Ø  Halaman abstrak
Berisi maslah poko pada skripsi atau disebut. Pada makalah, tidak memerlukan halman ini.
Ø  Daftar isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan sehinga harus mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab serta seluruh lampiran yang ada dengan nomor halaman masing-masing.
Ø  Daftar tabel, gambar, dan grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, grafik untuik menunjukan isi laporan. Maka harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.

2.       Bagian isi
Secara umum bagian isi terdiri dari :
Ø  Pendahuluan
Memaparkan : latar belakang dan perumusan masalah tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis,penjelasan, dan metode penelitian
Ø  Landasan teori
Berisi : uraian teoritis yang brhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan hipotesis.
Ø  Hasil penelitian
Menguraikan  pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.
Ø  Kesimpulan dan saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan berberapa saran.

3.      Bagian penutup
Pada umumnya terdiri dari:
Ø  Daftar pustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang digunakan dalam penulisan laporan.
Ø  Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistiak , tabel dan lainlain
Ø  Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun menurut abjad.




Jumat, 15 Mei 2015

fenomena penggunaan bahasa indonesia jaman sekarang

Dalam komunikasi, peranan bahasa sungguh sangat penting. Segala informasi yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Makna yang disampaikan dalam sebuah bahasa tidak hanya terkait dengan pilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya.  Kridalaksana mengemukakan, bahwa ragam bahasa adalah “variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan.” Remaja masa kini lebih sering dan senang menggunakan bahasa gaul dari pada bahasa resmi. Menurut mereka bahasa gaul lebih nyaman, dan cocok digunakan dalam kehidupan sehari-hari, remaja masa kini menganggap penggunaan bahasa resmi terlalu kaku dan monoton, serta tidak menampakkan kebaruan yang mencolok.
Bahasa Gaul (Alay)

Bahasa hanya bisa muncul akibat adanya interaksi sosial. Dalam interaksisosial terjadi saling pengaruh mempengaruhi. Dalam proses interaksi, orang yang lebih aktif melakukan komunikasi akan mendominasi interaksi tersebut. Maka tak heran apabila suatu bahasa lebih banyak dipakai, maka bahasa itu akan berkembang dalam masyarakat. Bahasa dan masyarakat akan selalu menjadi pasangan yang mengisi satu sama lain, karena adanya interaksi sosial yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sebenarnya masih ada alat lain untuk berkomunikasi akan tetapi bahasa mungkin yang terbaik dalam berkomunikasi. Di dalamnya ada penutur dan juga tindak tutur, bahasa yang bersifat arbitrer dan bersifat universal sangat memungkinkan utuk melahirkan kata-kata atau padanan baru dalam bahasa tersebut.
Perkembangan bahasa pada masyarakat kita mungkin sudah sejak dahulu mengalami perkembangan misalnya di era Sembilan puluhan yang pernah menjadi “trend” yaitu bahasa prokem atau bahasa gaul yang di populerkan oleh remaja pada waktu itu. Demkian halnya pada remaja saat ini mungkin kita sudah sangat sering dan sangat familiar sekali dengan yang namanya komunitas anak layangan atau yang lebih dikenal dengan nama “alay”. Alay itu sendiri adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan yang menghubungkannya dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling santer adalah anak layangan. Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yg sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum.
Alay diartikan “anak kampung”, karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan. Gejala anak layang ini biasanya ditunjukan dengan cara mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan. Anak layangan atau alay ini sama seperti komunitas lainnya yang memiliki bahasa tersendiri yang sebagian besar hanya komunitas merekalah yang mengerti dan memahami tulisan maupun bahasa mereka. Mengapa dikatakan sebagian besar hanya anak alay yang mengerti bahasa ataupun tulisan mereka, ini dikarenakan bahasa alay sangat sulit di mengerti atau dibaca oleh orang awam yang tidak biasa berbahasa alay. Akan tetapi bahasa ini dianggap oleh komunitas alay sebagai bahasa yang biasa-biasa saja karena simple. Bahasa Alay ini juga sedikit mengadopsi sedikit logat – logat ke-melayuan, dan hingga saat ini bahasa ini telah dipakai untuk SMS , Chatting/jejaring sosial, ataupun untuk penulisan sehari- hari. Bahasa alay juga banyak digunakan oleh sebagian selebritis dan kalangan remaja tertentu lainnya. Secara perlahan bahasa ini juga merambah kalangan remaja terutama di kota-kota besar.
Dikarenakan aturan pembentukan kata bahasa alay cenderung tidak konsisten, maka untuk orang awam dibutuhkan waktu untuk menghafal dan memahaminya. Bahasa alay dapat diartikan sebagai variasi bahasa yang bersifat sementara yang biasanya berupa singkatan menggabungkan huruf dengan angka, memperpanjang atau memperpendek dan mencampurkan huruf besar dan kecil membentuk sebuah kata maupun kalimat. Bahasa alay lebih sering digunakan oleh anak-anak remaja seumuran SMP maupun SMU, yang secara tidak langsung bahasa tersebut menjadi suatu budaya. Uniknya, bahasa pergaulan yang sebenarnya diciptakan untuk kalangan terbatas justru berkembang menjadi bahasa pergaulan yang digunakan bahasa sehari-hari. Hal itu, karena terjadi kebocoran ragam bahasa. Bocor dari kelompok social tertentu ke kelompok social lainnya.
Bahasa Alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS (Short Message Service) atau pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif perkarakter ataupun per SMS yang berfungsi untuk menghemat biaya. Namun dalam perkembangannya kata-kata yang disingkat tersebut semakin melenceng, apalagi sekarang sudah ada situs jejaring sosial. Dan sekarang penerapan bahasa Alay sudah diterapkan di situs jejaring sosial tersebut, yang lebih parahnya lagi sudah bukan menyingkat kata lagi, namun sudah merubah kosa katanya bahkan cara penulisannya pun bisa membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar kecil yang diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti kosa katanya pun menceng jauh dari yang dimaksud.
Bahasa alay mulai berkembang melalui jejaring social “facebook” yang terlihat pada wall/dinding di facebook, coment-coment dan status para pengguna facebook yang mungkin sering kali kita lihat atau tidak sengaja membaca kalimat yang berbeda dari tulisan biasanya. Contohnya saja ketika sesorang remaja mengucapkan kata “akuwh yang artinya aku” atau U” yang berarti kamu”. Contoh lainnya yaitu penggunaan bahasa-bahasa alay yang dipakai oleh Indra Herlambang dalam memandu acara Kaca Mata “di salah satu stasiun televisi swasta, Indra mengucapkan kata keren” menjadi krenz” atau, manis” menjadi kata, maniezt”. Kehadiran jejaring social “facebook” harus diakui awalnya sangat ikut mendorong munculnya ragam bahasa tersendiri. Istilah populer bahasa alay, akronim dari anak lebay, yakni bahasa tulis berupa campuran bahasa gaul lisan, bahasa asing khususnya Inggris, singkatan, kode, angka, danvisualisasi. Bahasa ini berkembang di kalangan remaja, namun dalam pergaulan media jejaring sosial juga digunakan orang dewasa bahkan lansia. Semakin lama bahasa ini kian berkembang sehingga seorang dewasa yang telat memiliki akun menggunakan bahasa alay. Bahasa alay pada dasarnya memanfaatkan bahasa prokem anak muda Ibu Kota, ragam bahasa yang berkembang di akhir 1980-an, dan kemudian jadi ragam bahasa media jejaring sosial yang khas. Dalam pergaulan media jejaring sosial, bahasa alay dipergunakan sebagai bahasa pergaulan, karena sifatnya yang unik, lucu, aneh bila didengar, yang maknanya bisa jadi bertentangan dengan arti yang lazim. Pesatnya perkembangan jumlah pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya genersai muda Indonesia denga dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa Alay juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis.
Bahasa alay ini bukan hanya alat komunikasi, namun juga alat identifikasi. Para remaja menggunakan bahasa alay ini bisa jadi untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai seorang alay. Pengunaan bahasa alay juga dapat berguna untuk menumbuhkan eksistensi diri. Bahasa ini digunakan oleh kalangan remaja sebagai bahasa kode atau singkatan agar kata-kata menjadi aneh, lucu dan menarik. Tidak dipungkiri hingga sekarang bahasa alay semakin luas pemakaiannya dan semakin banyak para remaja bahkan orang dewasa menggunkan penulisan atau pengucapan bahsa alay karena adanya unsur daya tarik yang membuat orang orang yang sebelumnya kurang paham akan bahasa alay ini menjadi ingin tahu dan akhirnya mengikuti menggucapkan atau menulis dengan bahasa alay.
Bahasa alay merupakan fenomena tersendiri di kalangan masyarakat khususnya remaja di indonesia. Bahasa alay biasanya digunakan dalam penulisanpenulisan pada obrolan yang informal seperti tulisan dan kalimat-kalimat yang di tulis di media facebook. yang sifatnya menghibur, menjalin keakraban, atau untuk mencairkan suasana, karena menurut para alayers ( sebutan untuk anak alay ) apabila memakai bahasa atau penulisan baku suasana yang terjadi cenderung formal dan tidak akrab.
Bahasa alay dapat memberikan manfaat dan efek positif khususnya bagi alayers itu sendri:
·         Sebagai sarana komunikasi yang menarik bagi alayers karena menurut mereka dengan menggunakan bahasa alay berarti mereka telah menganekaragamkan bahasa khususnya pada remaja yang semula hanya menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
·         Sebagai sarana penuangan kreativitas dalam penulisan-penulisan yang non formal agar terlihat unik, karena dengan penulisan bahasa alay yang berbeda dengan penulisan bahasa pada umumnya yang berupa penggabungan huruf dan angka maupun penambahan komponen huruf di setiap kata mereka (alayers) dianggap kreatif karena bisa menciptakan tulisan tulisan yang unik dan menarik pada penulisan non formal.
Selain memberikan manfaat dan efek positif, bahasa alay juga dapat memberikan kerugian maupun efek negative. Kerugian itu antara lain:
·         Bahasa Alay dapat menyulitkan orang umum (yang tidak mengerti bahasa alay) untuk membaca tulisan dengan gaya alay Misalnya ketika menulis besok datang ke rumah saya, ditulis dengan b350k dtg k3 hoZz sAia, sehingga pesan yang disampaikan tidak dimengerti oleh pihak ke dua yang mengakibatkan pesan sesungguhnya tidak tersampaikan.
·         Membuat tulisan dengan style alay pada dasarnya membuang waktu, misalnya saja jika mengetik SMS biasa hanya perlu 1 sekon per huruf, dan total waktu untuk 1 sms berisi 100 karakter adalah 100 sekon, maka dengan diubahnya gaya penulisan sms tadi menjadi alay, secara otomatis jumlah karakter yang ditulis akan bertambah hingga mampu mencapai angka 3 kali lipat dari keperluan, dan waktunya menjadi 300 sekon ini jelas sekali sangat berdampak tidak efisien dan tidak efektif baik dari segi pulsa maupun waktu.
·         Jika terbiasa menggunkan penulisan dengan bahasa alay, pemakai dapat lupa akan bahasa Indonesia sesuai EYD dan ini sangat tidak baik dan tidak sopan, Misalnya seorang yang mengirimkan pesan singkat kepada guru atau orang yang lebih tua menggunakan penulisan alay ini menimbulkan pemikiran oleh orang yang menerima pesan bahwa yang mengirimkan pesan adalah orang yang tidak sopan dan tidak menghormati orang yang lebih tua.
·         Seseorang yang suka menggunakan bahasa Alay diasumsikan oleh masyarakat umum khusus nya para remaja sebagai seseorang yang kampungan atau norak sehingga dipandang sebelah mata oleh remaja pada umumnya.




Kamis, 23 April 2015

otonomi daerah

Pengertian otonomi daerah
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan namos yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri (Bayu Suryaninrat; 1985).
Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman (1997) mengemukakan bahwa :
1.   F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
2. Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
3.   Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan memerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Benyamin Hoesein (1993) bahwa otonomi daerah adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat. Sedangkan Philip Mahwood (1983) mengemukakan bahwa otonomi daerah adalah suatu pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan sendiri yang keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber sumber material yang substansial tentang fungsi-fungsi yang berbeda.

Dengan otonomi daerah tersebut, menurut Mariun (1979) bahwa dengan kebebasan yang dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya daerah. Adanya kebebasan untuk berinisiatif merupakan suatu dasar pemberian otonomi daerah, karena dasar pemberian otonomi daerah adalah dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan setempat.

Kebebasan yang terbatas atau kemandirian tersebut adalah wujud kesempatan pemberian yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, hak dan kewajiban serta kebebasan bagi daerah untuk menyelenggarakan urusan-urusannya sepanjang sanggup untuk melakukannya dan penekanannya lebih bersifat otonomi yang luas. Pendapat tentang otonomi di atas, juga sejalan dengan yang dikemukakan Vincent Lemius (1986) bahwa otonomi daerah merupakan kebebasan untuk mengambil keputusan politik maupun administrasi, dengan tetap menghormati peraturan perundang-undangan. Meskipun dalam otonomi daerah ada kebebasan untuk menentukan apa yang menjadi kebutuhan daerah, tetapi dalam kebutuhan daerah senantiasa disesuaikan dengan kepentingan nasional, ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Daya tarik otonomi daerah
Otonomi daerah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah untuk mengaktualisasikan segala potensi terbaiknya secara optimal. Dengan demikian, setiap daerah niscaya memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu, relatif terhadap daerah-daerah lainnya. Bahkan, dilihat dari segi potensinya keunggulan tersebut bisa bersifat mutlak misalnya, yang berasal dari aspek lokasi ataupun anugrah sumber (factor endowment).

Kewenangan yang dimiliki oleh daerah otonom
  • Kewenangan Politik
Adanya otonomi daerah, rakyat melalui DPRD memiliki kewenangan memilih kepala daerah sendiri.
  • Kewenangan Administrasi
Menyangkut keuangan pemerintah pusat dengan memberikan uang kepada daerah untuk mengelola karyawan dan organisasi.

Manfaat otonomi daerah
1. Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di Daerah yang  bersifat heterogen.
2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur dari  pemerintah pusat.
3. Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik.
4. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerah untuk meningkatkan kapasitas teknis dan managerial.
5. Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi pejabat puncak di Pusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat diserahkan kepada pejabat Daerah.

Dampak positif otonomi daerah
Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur  birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong  pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cenderung lebih mengerti keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya dari pada pemerintah pusat.
Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang dicanangkan pemerintah pusat tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidak bisa menkonsumsi  beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemeritah disana hanya mempergunakan dana  beras miskin tersebut untuk membagikan sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain itu, denga system otonomi daerah pemerintah akan lebih cepat mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu saat itu, tanpa harus melewati prosedur di tingkat  pusat.

Dampak negatif otonomi daerah
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-oknum di  pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan Negara, seperti contoh  pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi daerah maka pemerintah pusat akan lebih sulit mengawasi jalannya  pemerintahan di daerah, selain itu karena memang dengan sistem. Otonomi daerah membuat  peranan pemeritah pusat tidak begitu berarti. Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang terkadang dapat memicu perpecahan.
Contohnya jika suatu daerah sedang mengadakan promosi pariwisata, maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang sama seakan timbul persaingan bisnis antar daerah. Selain itu otonomi daerah membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau jauh antar daerah. Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan daerah  pendapatannya kurang akan tetap begitu-begitu saja tanpa ada pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ini sudah melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.


Sabtu, 11 April 2015

KATA PENGANTAR



Keindahan, kesejukan dan alam yang indah ini di ciptakan Tuhan yang Mahaagung memberikan inspirasi, kenyamanan dan semangat bagi penulis untuk menyeselai kan skripsi. Oleh karna itu, tidak ada kata yang bisa menggambarkan untuk diungkapkan selain syukur tak terhingga karena penulis dapat meyelesaikan skripsi ini yang berjudul ‘’Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Bmt Husnayain’’. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Jumat, 27 Maret 2015

JURNAL

Latar Belakang
BMT (Baitul Mal Wattamwil) merupakan lembaga yang bersifat sosial dan keagaaman sekaligus komersial. BMT menjelaskan tugas sosialnya dengan cara menghimpun dan membagikan dana masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq, Shodaqah (ZIS) tanpa mengambil keuntungan. Disisi lain BMT memperoleh keuntungan melalui kegiatan kemitraan dengan nasabah baik dalam bentuk penghimpunan, pembiayaan, maupun layanan-layanan pelengkapnya sebagai suatu Lembaga Keuangan Islam.
Secara Lembaga BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai Lembaga Primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni melahirkan usaha kecil. Dalam hal ini peran umum BMT yaitu melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Disamping pembinaan dan pendanaan diperlukan pula kualitas pelayanan yang baik di BMT untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan tepat sasaran.
Dalam kaitannya dengan kualitas pelayanan, Kotler (2005) mengatakan bahwa kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti citra kualitas yang baik bukanlah dari penilaian perusahaan, melainkan dari persepsi pelanggan. Sejalan dengan ini, di dalam perspektif kualitas pelayanan antara lain dikenal user based approach, yaitu kualitas pelayanan tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang memuaskan preferensi seseorang (misalnya perseived quality) merupakan produk yang berkualitas tinggi.
Menurut Sviokla, kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran yang terdiri atas:
a)      Kinerja (Performance)
b)      Keragaman Produk (Features)
c)      Keandalan (Reliability)
d)     Kesesuaian (Conformance)
e)      Ketahanan (Durability)
f)       Kemampuan Pelayanan (Serviceability)
g)      Estetika (Aesthetics)
h)      Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)
Salah satu pendekatan kualitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah metode SERVQUAL yang digunakan atas perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima dengan layaan yang sesunguhnya diharapkan .SERVQUAL oleh parasuraman terdiri dari lima dimensi, yaitu: berwujud (Tangible), Keandalan (Realiability),Ketanggapan (Responsiveness), jaminan dan kepatian (Assurance),Empati (Empathy).
BMT Husnayain merupakan sebuah Jasa Keuangan yang sedang berkembang sehingga memerlukan langkah-langkah guna meningkatkan kepuasan nasabahnya. Oleh karena itu, penulis memilih BMT Husnayain sebagai tempat penelitian dengan harapan mampu memberikan manfaat bagi kemajuan BMT Husnayain dari hasil penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah BMT HUSNAYAIN.

I I. Pembahasan
Pengertian Kualitas Pelayanan
Pelayanan merupakan terjemahan dari istillah service dalam bahasa Inggris yang menurut Kotler yang dikutip Tjiptono, yaitu berarti “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.(Tjiptono,2004:6). Kemudian Sutopo dan Sugiyanti mengemukakan bahwa pelayanan mempunyai pengertian sebagai “membantu menyiapkan (atau mengurus) apa yang diperlukan seseorang”.(Sutopo dan Sugiyanti, 1998:25). Sebagai suatu produk, pelayanan (service) mempunyai sifat yang khas, yang menyebabkan berbeda dengan produk yang lain.Mengingat peranan individu yang menyampaikan jasa sangat penting dalam menentukan kualitas jasa, maka setiap perusahaan memerlukan pelayanan yang unggul, yaitu suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuaskan.
Pengertian konsep kualitas telah diungkapkan oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan definisi-definisi yang berbeda pula. Goesth dan Davis yang dikutip Tjiptono, mengemukakan bahwa kualitas diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2004:51).
Kemudian Triguno juga mengungkapkan hal yang senada tentang kualitas, yang dimaksud dengan kualitas adalah, “Suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa.” (Triguno, 1997:76). Pengertian kualitas tersebut menunjukan bahwa kualitas itu berkaitan erat dengan pencapaian standar yang diharapkan.
Pengertian yang lebih rinci tentang kualitas diberikan oleh Tjiptono, setelah melakukan evaluasi dari definisi kualitas beberapa pakar, kemudian Tjiptono menarik 7 (tujuh) definisi yang sering dikemukakan terhadap konsep kualitas, definisi-definisi kualitas menurut Tjiptono tersebut, adalah sebagai berikut:
1.      Kesesuaian dengan persayratan atau tuntutan.
2.      Kecocokan untuk pemakaian.
3.      Perbaikan atau penyembuhan berkelanjutan.
4.      Bebas dari kerusakan atau cacat.
5.      Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat.
6.      Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal.
7.      Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Dimensi Kualitas Pelayanan
Terdapat 5 dimensi yang di tentukan dalam menentukan kualitas pelayanan,(Tjiptono, Chandra,dan Adriani, 2008), sebagai berikut:
1.      Berwujud (tangible)
Yaitu kemampuan suatau perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh para pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh: gedung, gudang dan lain-lain), perlengkapan dan perarlatan yang digunakan (teknologi) serta penampilan pegawainya ).
2.      Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan dijanjiakan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang bearti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yangg tinggi.
3.      Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu suatua kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negariv dalam kualitas pelayanan.
4.      Jaminana dan kepastian (assurance)
Yaitu pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (scurity), kompetensi (competence) dan sopan santun (courtesy).
5.      Empati (empathy)
Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatau perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan.
Kualitas pelayanan dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu
Persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (expected service). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan maka layanan dapat dikatakan berkualitas, dan sebaliknya.
Definisi Pelayanan
Definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan lain yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangkainan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan konsumen itu sendiri (Kotler,2008;83)
Pengertian Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatau produk dan harapannya. (Kotler,2002;42).
Kepuasan konsumen pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Jadi pengertian konsumen berarti kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan.(J.Supranto,2001;224).
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu :
a.       Mutu produk dan pelayanan
Mutu produk dan pelayanan sangat mempengaruhi kepuasan konsumen, karena konsumen akan merasa puas jika produk yang dibeli memiliki mutu yang baik dan mendapatkan pelayanan yang bail pula.
b.      Kegiatan penjualan
Kegiatan penjualan yang terus menerus juga mempengaruhi kepuasan konsumen, karena konsumen tidak menyukai kegiatan penjualan yang setengah-setengah.
c.       Pelayanan setelah penjualan
Adalah pelayanan yang diberikan kepada konsumen setelah menggunakan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Konsumen senang jika memperoleh pelayanan setelah penjualan.
d.      Nilai-Nilai perusahaan
Jika perusahaan memiliki nilai-nilai yang baik, maka tidka diragukan lagi konsumen pasti akan merasa puas atas produk yang dibelinya.
Analisis Nilai Pelanggan
Analisi nilai pelanggan digunakan untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan relative terhadap kekuatan dan kelemahan berbagai persaingan. Langkah –langkah dalam analisis ini adalah:
1.      Mengidentifikasi atribut dan manfaat utama yang dinilai pelanggan. Pelanggan ditanyai apa tingkat atribut, manfaat dan kinerja yang mereka cari dalam memilih produk dan penyediaan layanan.
2.      Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda. Pelanggan diminta memeringkat arti penting berbagai atribut dan manfaat. Jika peringkat mereka jauh berbeda, pemasar harus mengelompokkan mereka kedalam berbagai segmen.
3.      Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan membandingkan dengan peringkay arti pentingnya. Pelanggan mengggambarkan ditingkat mana mereka melihat kinerja perusahaan dan pesaing pada setiap atribut dan manfaat.
4.      Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen tertentu menentukan peringkat kinerja perusahaan terhadap pesaing utama tertentu berdasarkan suatu atribut atau manfaat. Jika tawaran perusahaan melebihi tawaran pesaing atas semua atribut dan mafaat terpenting,perusahaan dapat harga yang lebih tinggi ( sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi ), atau perusahaan dapat mengenakan harga yang sama dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih banyak.
5.      Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu. Secara berkala, perusahaan  harus mengulangi studi nilai pelanggan dan posisi pesaing ketika terjadi perubahan dalam hal ekonomi , tehnologi dan fitur.
 Pengertian Jasa
Menurut Djasalim Saladin (2004:134) pengertian jasa adalah sebagai berikut: jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatau ihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2005;28) pengertian jasa adalah sebagai berikut : jasa adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikombinasikan dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambahan dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembelian pertamanya.
Menurut Kotler (2000,p.429), dilihat dari sisi penawaran terhadap lima kategori produk,yakni:
1.      Barang berwujud murni
Penawaran hanya berupa barang berwujud murni dan tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut, seperti: sampo,sabun mandi,dan dll.
2.      Barang berwujud yang disertai jasa
Penawaran terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik konsumen. Sebagai contoh produsen toko roti harus menyediakan berbagai rasa roti yang berfariasi sehinya konsumen tertarik untuk membelinya dan menjadi pelanggan setia di toko roti tersebut.
3.      Campuran
Penawaran terdiri dari barang berwujud dan jasa dengan komposisi yang sama,seperti: toko roti yang harus didukung dengan pelayanan dan rasa roti yang enak dan bentuk-bentuk yang unik dan berfariasi.
4.      Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan.
Penawaran terdiri atas jasa utama dan jasa tambahan disertai dengan barang pelengkap, sebagai contoh : penumpang bus membeli transaportasi,mereka sampai di tempat tujuan tanpa sesuatau hal yang berwujud yang memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun perjalanan tersebut juga meliputi barang-barang berwujud yang digunakan sebagai pelengkap pelayanan yang diberikan. Misalnya makanan dan minuman sewaktu di dalam bus.
5.      Jasa murni
Penawaran hanya terdiri atas jasa murni seperti: jasa penitipan barang, jasa pembantu rumah tangga,jasa antar jemput sekolah,dan lain-lain.
Kualitas Jasa
Jasa adalah sesuatau yang tidak berwujud dan dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen( Kotler,2002;488)
Kualitas jasa merupakan penyampaian asas yang akan melebihi tingkat kepentingan konsumen.(Rangkuti,2003;28)
Definisi Jasa
                 Definisi jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. (Kotler, 2000:260)
Jasa umumnya mencerminkan produk tak berwujud fisik (intangible) atau sector industry spesifik, seperti pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, transportasi, asuransi, perbankan, perhotelan, kosntruksi, perdagangan, rekreasi, dan seterusnya. (Fandy Tjiptono, 2008;1).
 Dimensi Kualitas Jasa
Terdapat 5 determinan kualitas jasa yang dapat dirinci, yaitu:
Ø Responsiveness (daya tanggap )
Yaitu kemauan atau keinginan oara karyawan untuk membantu dan memeberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Adapun artibut yang berada dalam dimensi ini adalah memberikan pelayanan yang cepat,kerelaan untuk membantu konsumen dan siap dan tanggap untuk menangani respon permintaan dari para konsumen.
Ø Reliability (keandalan)
Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan kemampuan untuk diperaya terutama memberikan jasa seara tepat waktu. Adapun artibut yang berada dalam dimensi ini adalah memberikan pelayanan sesuai janji,memberikan pelayanan yang baik saat kesan pertama kepada konsumen, memberikan informasi kepada konsumen tentang kapan pelayanan yang dijanjikan akan direalisasikan.
Ø Assurance (jaminan)
Meliputi pengetahuan,kemapuan, keramahan, sopan, santun, dan dapat diperaya dan konsumen merasa terbebad dari bahaya resiko. Adapun artibut yang berada dalam dimensi ini adalah karyawan yang sopan, membat konsumen merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan, dan karyawan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat menjawab pertanya konsumen.
Ø Emphaty (perhatian)
Meliputi sikap kontak personal maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan konsumen. Komunikasi yang baik, perhatian, kemudahan dalam melakukan komunikasi. Adapun artibut yang berada dalam dimensi ini adalah memberikan perhatian individu kepada konsumen dan karyawan yang mengerti keinginan dari para konsumen.
Ø Tangible (kemampuan fisik)
tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi serta yang lain yang dapat dan harus ada dalam proses jasa adapun artibut yang berada dalam dimensi ini adalah : peralatan dan fasilitas yang moderen.
Objek penelitian
BMT (Baitul Mal Wattamwil) merupakan lembaga yang bersifat sosial dan keagaaman sekaligus komersial. BMT menjelaskan tugas sosialnya dengan cara menghimpun dan membagikan dana masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq, Shodaqah (ZIS) tanpa mengambil keuntungan. Disisi lain BMT memperoleh keuntungan melalui kegiatan kemitraan dengan nasabah baik dalam bentuk penghimpunan, pembiayaan, maupun layanan-layanan pelengkapnya sebagai suatu Lembaga Keuangan Islam.Secara Lembaga BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai Lembaga Primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni melahirkan usaha kecil. Dalam hal ini peran umum BMT yaitu melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Disamping pembinaan dan pendanaan diperlukan pula kualitas pelayanan yang baik di BMT untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan tepat sasaran.
 Sampel
Sampel adalah bagain dari jumlah yang karakteristiknya dimiliki oleh populasi dimana pengambilan dilakukan harus mewakili populasi. (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah nasabah BMT HUSNAYAIN. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode sampel random sampilng yaitu suatau teknik pengambilan sampe seara acak sederhana yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Untuk menetukan sampe dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan ara ahli. Secara umum untuk penelitian korelasional jumlah sampe minimum untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30 responden. Rescoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992:252) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut:
·         Sebaiknya ukuran sampel antara 30 sampai dengan 150 elemen.
·         Jika sampe dipecah lagi dalam subsample ( laki-laki/perempuan, SD/SMP/SMA dsb) jumlah minimum subsampel harus 30.
·         Pada penelitian multivariate, ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar dari jumlah variabel yang akan dianalisis.
·         Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat ukuran sampe bisa antara 10 sampai dengan 30.
Dalam penelitian ini penulis menentukan besaran sampel yaitu berjumlah 50 responden.
 Metode pengumpulan data
·         Koesioner : penulis membuat kuesioner agar dapat memperoleh data, dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang ditunjukan langsung keada nasabah dengan judul penulisan ilmiah.
·         Studi pustaka : yaitu usaha penulis untuk mengumpulkan data-data dan bahan dari sumber pepustakaan seperti buku-buku, penulisan ilmiah yang sejenis, dan jurnal-jurnal yang ada hungunannya dengan masalah yang menjadi objek dari penelitian.
 Hipotesis
Ho = Tingkat kepuasan tidak dipengaruhi oleh kualitas pelayanan.
Ha = Tingkat kepuasan dipengaruhi oleh kualitas pelayana.
Metode Analisis Data
·         Analisis kuantitatif
Yaitu analisis yang menginterprestasikan data dalam bentuk angka-angka dan digunakan dalam statistika memudahkan dalam penafsirkan data mental yang diperoleh.
Untuk keperluan analisis ini, penulis mengumpulkan data mengolah data yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan keada nasabah BMT HUSNAYAIN. Kuesioner menggunakan skala likert dengan lima kategori penelitian sebagai beriku :
Tabel 3.1
Besar bobot dan kategori penelitian
Bobot
Kategori
1
2
3
4
5
Sangat Tidak Puas (STP)
Tidak Puas (TP)
Netral (N)
Puas (P)
Sangat Puas (SP)





                                                         Sumber : J.Supranto (2003:27)
Menurut J. Supranto (2003:27) penggolongan kategori tiap indikator dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara mengalikan besar boot (nilai) pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang menjawab masing-masing kategori tersebut.

Uji Validitas
       Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan instumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian , instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Realiabilitas
       Reabilitas merupakan suatau ukuran kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s alpah > dari 0,6 dan disusun dalam suatau kuesioner instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilakn data yang sama (Bhuono,2005:72).
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dimensi kualitas jasa (yang dinyatakan dengan nilai x) dengan tingkat kepuasan pelanggan (yang dinyatakan dengan nilai y) akan menggunakan analisis regresi berganda sehingga dapat dilihat sejauh mana dimensi kualitas jasa mempengaruhi tingkat kupuasan nasabah.

Rumusannya :  Y         = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5

Keterangan :    Y        = Tingkat kepuasan konsumen
X1        = Faktor tangibles
X2          = Faktor reability
X3        = Faktor responsibility
X4        = Faktor assurance
X5        = Faktor emphaty

a          = Nilai konstanta
b          = Koefisien regresi


Daftar pustaka
Sugiyono. 2003,  Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. 
Supranto, J., 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Jakarta, Penerbit PT. Rineka Cipta.
Supranto, J., 2003, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta, Penerbit PT. Rineka Cipta.
Tjiptono, Fandy, 2008, Total Quality Management Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit  ANDI.
Adi, Prasetyo, 2008, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah BMT Kaffah Yogyakarta, skripsi (Stain Surakarta-Sem Institute Yogyakarta).
Kotler, Phillip, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2000.
Hardiyati. Ratih. 2010. Analisi pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen menggunakan jasa penginapan (VILLA) Agrowisata kebunteh pagilara, skripsi semanrang. Fakultas Ekonomi Diponegoro.
Rangkuty, Fredy, 2003, The Power of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Penembangan Merek”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.