Dalam
komunikasi, peranan bahasa sungguh sangat penting. Segala informasi yang
disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama
di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Makna yang disampaikan
dalam sebuah bahasa tidak hanya terkait dengan pilihan kata, tetapi juga cara
penyampaiannya. Kridalaksana mengemukakan, bahwa ragam bahasa adalah
“variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan
pelaku, dan medium pembicaraan.” Remaja masa kini lebih sering dan senang
menggunakan bahasa gaul dari pada bahasa resmi. Menurut mereka bahasa gaul
lebih nyaman, dan cocok digunakan dalam kehidupan sehari-hari, remaja masa kini
menganggap penggunaan bahasa resmi terlalu kaku dan monoton, serta tidak
menampakkan kebaruan yang mencolok.
Bahasa
Gaul (Alay)
Bahasa
hanya bisa muncul akibat adanya interaksi sosial. Dalam interaksisosial terjadi
saling pengaruh mempengaruhi. Dalam proses interaksi, orang yang lebih aktif
melakukan komunikasi akan mendominasi interaksi tersebut. Maka tak heran apabila
suatu bahasa lebih banyak dipakai, maka bahasa itu akan berkembang dalam
masyarakat. Bahasa dan masyarakat akan selalu menjadi pasangan yang mengisi
satu sama lain, karena adanya interaksi sosial yang menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi, sebenarnya masih ada alat lain untuk berkomunikasi akan tetapi
bahasa mungkin yang terbaik dalam berkomunikasi. Di dalamnya ada penutur dan
juga tindak tutur, bahasa yang bersifat arbitrer dan bersifat universal sangat
memungkinkan utuk melahirkan kata-kata atau padanan baru dalam bahasa tersebut.
Perkembangan
bahasa pada masyarakat kita mungkin sudah sejak dahulu mengalami perkembangan
misalnya di era Sembilan puluhan yang pernah menjadi “trend” yaitu bahasa
prokem atau bahasa gaul yang di populerkan oleh remaja pada waktu itu. Demkian
halnya pada remaja saat ini mungkin kita sudah sangat sering dan sangat
familiar sekali dengan yang namanya komunitas anak layangan atau yang lebih
dikenal dengan nama “alay”. Alay itu sendiri adalah singkatan dari
Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan yang menghubungkannya
dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling santer adalah anak
layangan. Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yg sok keren, secara
fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum.
Alay
diartikan “anak kampung”, karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan
berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan. Gejala anak layang ini
biasanya ditunjukan dengan cara mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain,
sekaligus meningkatkan kenarsisan. Anak layangan atau alay ini sama seperti
komunitas lainnya yang memiliki bahasa tersendiri yang sebagian besar hanya
komunitas merekalah yang mengerti dan memahami tulisan maupun bahasa mereka.
Mengapa dikatakan sebagian besar hanya anak alay yang mengerti bahasa ataupun
tulisan mereka, ini dikarenakan bahasa alay sangat sulit di mengerti atau
dibaca oleh orang awam yang tidak biasa berbahasa alay. Akan tetapi bahasa ini
dianggap oleh komunitas alay sebagai bahasa yang biasa-biasa saja karena simple.
Bahasa Alay ini juga sedikit mengadopsi sedikit logat – logat ke-melayuan, dan
hingga saat ini bahasa ini telah dipakai untuk SMS , Chatting/jejaring sosial,
ataupun untuk penulisan sehari- hari. Bahasa alay juga banyak digunakan oleh
sebagian selebritis dan kalangan remaja tertentu lainnya. Secara perlahan
bahasa ini juga merambah kalangan remaja terutama di kota-kota besar.
Dikarenakan
aturan pembentukan kata bahasa alay cenderung tidak konsisten, maka untuk orang
awam dibutuhkan waktu untuk menghafal dan memahaminya. Bahasa alay dapat
diartikan sebagai variasi bahasa yang bersifat sementara yang biasanya berupa
singkatan menggabungkan huruf dengan angka, memperpanjang atau memperpendek dan
mencampurkan huruf besar dan kecil membentuk sebuah kata maupun kalimat. Bahasa
alay lebih sering digunakan oleh anak-anak remaja seumuran SMP maupun SMU, yang
secara tidak langsung bahasa tersebut menjadi suatu budaya. Uniknya, bahasa
pergaulan yang sebenarnya diciptakan untuk kalangan terbatas justru berkembang
menjadi bahasa pergaulan yang digunakan bahasa sehari-hari. Hal itu, karena
terjadi kebocoran ragam bahasa. Bocor dari kelompok social tertentu ke kelompok
social lainnya.
Bahasa Alay muncul
pertama kalinya sejak ada program SMS (Short Message Service) atau pesan
singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif perkarakter ataupun per SMS
yang berfungsi untuk menghemat biaya. Namun dalam perkembangannya kata-kata
yang disingkat tersebut semakin melenceng, apalagi sekarang sudah ada situs
jejaring sosial. Dan sekarang penerapan bahasa Alay sudah diterapkan
di situs jejaring sosial tersebut, yang lebih parahnya lagi sudah bukan
menyingkat kata lagi, namun sudah merubah kosa katanya bahkan cara penulisannya
pun bisa membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar
kecil yang diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti
kosa katanya pun menceng jauh dari yang dimaksud.
Bahasa
alay mulai berkembang melalui jejaring social “facebook” yang
terlihat pada wall/dinding di facebook, coment-coment dan status para
pengguna facebook yang mungkin sering kali kita lihat atau tidak sengaja
membaca kalimat yang berbeda dari tulisan biasanya. Contohnya saja ketika
sesorang remaja mengucapkan kata “akuwh yang artinya aku” atau U”
yang berarti kamu”. Contoh lainnya yaitu penggunaan bahasa-bahasa alay yang
dipakai oleh Indra Herlambang dalam memandu acara Kaca Mata “di salah satu
stasiun televisi swasta, Indra mengucapkan kata keren” menjadi krenz” atau,
manis” menjadi kata, maniezt”. Kehadiran jejaring social “facebook” harus
diakui awalnya sangat ikut mendorong munculnya ragam bahasa tersendiri. Istilah
populer bahasa alay, akronim dari anak lebay, yakni bahasa tulis berupa
campuran bahasa gaul lisan, bahasa asing khususnya Inggris, singkatan, kode,
angka, danvisualisasi. Bahasa ini berkembang di kalangan remaja, namun dalam
pergaulan media jejaring sosial juga digunakan orang dewasa bahkan lansia.
Semakin lama bahasa ini kian berkembang sehingga seorang dewasa yang telat
memiliki akun menggunakan bahasa alay. Bahasa alay pada dasarnya memanfaatkan
bahasa prokem anak muda Ibu Kota, ragam bahasa yang berkembang di akhir
1980-an, dan kemudian jadi ragam bahasa media jejaring sosial yang khas. Dalam
pergaulan media jejaring sosial, bahasa alay dipergunakan sebagai bahasa
pergaulan, karena sifatnya yang unik, lucu, aneh bila didengar, yang maknanya
bisa jadi bertentangan dengan arti yang lazim. Pesatnya perkembangan jumlah
pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya genersai muda Indonesia denga
dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa Alay juga menunjukkan
adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan
dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis.
Bahasa
alay ini bukan hanya alat komunikasi, namun juga alat identifikasi. Para remaja
menggunakan bahasa alay ini bisa jadi untuk mengidentifikasikan diri mereka
sebagai seorang alay. Pengunaan bahasa alay juga dapat berguna untuk
menumbuhkan eksistensi diri. Bahasa ini digunakan oleh kalangan remaja sebagai
bahasa kode atau singkatan agar kata-kata menjadi aneh, lucu dan menarik. Tidak
dipungkiri hingga sekarang bahasa alay semakin luas pemakaiannya dan semakin
banyak para remaja bahkan orang dewasa menggunkan penulisan atau pengucapan
bahsa alay karena adanya unsur daya tarik yang membuat orang orang yang
sebelumnya kurang paham akan bahasa alay ini menjadi ingin tahu dan akhirnya
mengikuti menggucapkan atau menulis dengan bahasa alay.
Bahasa
alay merupakan fenomena tersendiri di kalangan masyarakat khususnya remaja di
indonesia. Bahasa alay biasanya digunakan dalam penulisanpenulisan pada obrolan
yang informal seperti tulisan dan kalimat-kalimat yang di tulis di media facebook.
yang sifatnya menghibur, menjalin keakraban, atau untuk mencairkan suasana,
karena menurut para alayers ( sebutan untuk anak alay ) apabila
memakai bahasa atau penulisan baku suasana yang terjadi cenderung formal dan
tidak akrab.
Bahasa
alay dapat memberikan manfaat dan efek positif khususnya bagi alayers itu
sendri:
·
Sebagai sarana komunikasi yang menarik
bagi alayers karena menurut mereka dengan menggunakan bahasa alay
berarti mereka telah menganekaragamkan bahasa khususnya pada remaja yang semula
hanya menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
·
Sebagai sarana penuangan kreativitas
dalam penulisan-penulisan yang non formal agar terlihat unik, karena dengan
penulisan bahasa alay yang berbeda dengan penulisan bahasa pada umumnya yang
berupa penggabungan huruf dan angka maupun penambahan komponen huruf di setiap
kata mereka (alayers) dianggap kreatif karena bisa menciptakan tulisan tulisan
yang unik dan menarik pada penulisan non formal.
Selain
memberikan manfaat dan efek positif, bahasa alay juga dapat memberikan kerugian
maupun efek negative. Kerugian itu antara lain:
·
Bahasa Alay dapat menyulitkan orang umum
(yang tidak mengerti bahasa alay) untuk membaca tulisan dengan gaya alay
Misalnya ketika menulis besok datang ke rumah saya, ditulis dengan b350k
dtg k3 hoZz sAia, sehingga pesan yang disampaikan tidak dimengerti oleh pihak
ke dua yang mengakibatkan pesan sesungguhnya tidak tersampaikan.
·
Membuat tulisan dengan style alay pada
dasarnya membuang waktu, misalnya saja jika mengetik SMS biasa hanya perlu 1
sekon per huruf, dan total waktu untuk 1 sms berisi 100 karakter adalah 100
sekon, maka dengan diubahnya gaya penulisan sms tadi menjadi alay, secara
otomatis jumlah karakter yang ditulis akan bertambah hingga mampu mencapai
angka 3 kali lipat dari keperluan, dan waktunya menjadi 300 sekon ini jelas
sekali sangat berdampak tidak efisien dan tidak efektif baik dari segi pulsa
maupun waktu.
·
Jika terbiasa menggunkan penulisan
dengan bahasa alay, pemakai dapat lupa akan bahasa Indonesia sesuai EYD dan ini
sangat tidak baik dan tidak sopan, Misalnya seorang yang mengirimkan pesan
singkat kepada guru atau orang yang lebih tua menggunakan penulisan alay ini
menimbulkan pemikiran oleh orang yang menerima pesan bahwa yang mengirimkan
pesan adalah orang yang tidak sopan dan tidak menghormati orang yang lebih tua.
·
Seseorang yang suka menggunakan bahasa
Alay diasumsikan oleh masyarakat umum khusus nya para remaja sebagai seseorang
yang kampungan atau norak sehingga dipandang sebelah mata oleh remaja pada
umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar