Latar Belakang
BMT
(Baitul Mal Wattamwil) merupakan lembaga yang bersifat sosial dan keagaaman
sekaligus komersial. BMT menjelaskan tugas sosialnya dengan cara menghimpun dan
membagikan dana masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq, Shodaqah (ZIS) tanpa mengambil
keuntungan. Disisi lain BMT memperoleh keuntungan melalui kegiatan kemitraan
dengan nasabah baik dalam bentuk penghimpunan, pembiayaan, maupun
layanan-layanan pelengkapnya sebagai suatu Lembaga Keuangan Islam.
Secara
Lembaga BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(PINBUK). PINBUK sebagai Lembaga Primer karena mengemban misi yang lebih luas,
yakni melahirkan usaha kecil. Dalam hal ini peran umum BMT yaitu melakukan
pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Disamping pembinaan
dan pendanaan diperlukan pula kualitas pelayanan yang baik di BMT untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dan tepat sasaran.
Dalam
kaitannya dengan kualitas pelayanan, Kotler (2005) mengatakan bahwa kualitas
pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan. Hal ini berarti citra kualitas yang baik bukanlah dari penilaian
perusahaan, melainkan dari persepsi pelanggan. Sejalan dengan ini, di dalam
perspektif kualitas pelayanan antara lain dikenal user based approach,
yaitu kualitas pelayanan tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga
produk yang memuaskan preferensi seseorang (misalnya perseived quality)
merupakan produk yang berkualitas tinggi.
Menurut
Sviokla, kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran yang terdiri atas:
a) Kinerja
(Performance)
b) Keragaman
Produk (Features)
c) Keandalan (Reliability)
d) Kesesuaian (Conformance)
e) Ketahanan (Durability)
f) Kemampuan
Pelayanan (Serviceability)
g) Estetika (Aesthetics)
h) Kualitas
yang dipersepsikan (Perceived Quality)
Salah
satu pendekatan kualitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran
adalah metode SERVQUAL yang digunakan atas perbandingan dua faktor utama, yaitu
persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima dengan layaan yang
sesunguhnya diharapkan .SERVQUAL oleh parasuraman terdiri dari lima dimensi,
yaitu: berwujud (Tangible), Keandalan (Realiability),Ketanggapan
(Responsiveness), jaminan dan kepatian (Assurance),Empati (Empathy).
BMT
Husnayain merupakan sebuah Jasa Keuangan yang sedang berkembang sehingga
memerlukan langkah-langkah guna meningkatkan kepuasan nasabahnya. Oleh karena
itu, penulis memilih BMT Husnayain sebagai tempat penelitian dengan harapan
mampu memberikan manfaat bagi kemajuan BMT Husnayain dari hasil penelitian yang
dilakukan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah BMT HUSNAYAIN.
I I. Pembahasan
Pengertian Kualitas Pelayanan
Pelayanan
merupakan terjemahan dari istillah service dalam bahasa Inggris yang
menurut Kotler yang dikutip Tjiptono, yaitu berarti “setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain, yang pada
dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu”.(Tjiptono,2004:6). Kemudian Sutopo dan
Sugiyanti mengemukakan bahwa pelayanan mempunyai pengertian sebagai “membantu
menyiapkan (atau mengurus) apa yang diperlukan seseorang”.(Sutopo dan
Sugiyanti, 1998:25). Sebagai suatu produk, pelayanan (service) mempunyai
sifat yang khas, yang menyebabkan berbeda dengan produk yang lain.Mengingat
peranan individu yang menyampaikan jasa sangat penting dalam menentukan
kualitas jasa, maka setiap perusahaan memerlukan pelayanan yang unggul, yaitu
suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuaskan.
Pengertian
konsep kualitas telah diungkapkan oleh banyak pakar dengan berbagai sudut
pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan definisi-definisi yang berbeda
pula. Goesth dan Davis yang dikutip Tjiptono, mengemukakan bahwa kualitas
diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
(Tjiptono, 2004:51).
Kemudian
Triguno juga mengungkapkan hal yang senada tentang kualitas, yang dimaksud
dengan kualitas adalah, “Suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau
kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia,
kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan
jasa.” (Triguno, 1997:76). Pengertian kualitas tersebut menunjukan bahwa
kualitas itu berkaitan erat dengan pencapaian standar yang diharapkan.
Pengertian
yang lebih rinci tentang kualitas diberikan oleh Tjiptono, setelah melakukan
evaluasi dari definisi kualitas beberapa pakar, kemudian Tjiptono menarik 7
(tujuh) definisi yang sering dikemukakan terhadap konsep kualitas,
definisi-definisi kualitas menurut Tjiptono tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian
dengan persayratan atau tuntutan.
2. Kecocokan
untuk pemakaian.
3. Perbaikan
atau penyembuhan berkelanjutan.
4. Bebas
dari kerusakan atau cacat.
5. Pemenuhan
kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat.
6. Melakukan
segala sesuatu secara benar semenjak awal.
7. Sesuatu
yang bisa membahagiakan pelanggan.
Dimensi
Kualitas Pelayanan
Terdapat 5 dimensi yang di tentukan
dalam menentukan kualitas pelayanan,(Tjiptono, Chandra,dan Adriani, 2008),
sebagai berikut:
1. Berwujud
(tangible)
Yaitu
kemampuan suatau perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak
eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang
dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh para pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas
fisik (contoh: gedung, gudang dan lain-lain), perlengkapan dan perarlatan yang
digunakan (teknologi) serta penampilan pegawainya ).
2. Keandalan
(reliability)
Yaitu
kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan dijanjiakan secara
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
bearti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yangg tinggi.
3. Ketanggapan
(responsiveness)
Yaitu
suatua kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat
(responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang
jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negariv dalam kualitas
pelayanan.
4. Jaminana
dan kepastian (assurance)
Yaitu
pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi
beberapa komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas
(credibility), keamanan (scurity), kompetensi (competence) dan sopan santun
(courtesy).
5. Empati
(empathy)
Yaitu
memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.
Dimana suatau perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang
pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan.
Kualitas
pelayanan dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu
Persepsi pelanggan atas layanan yang
nyata mereka terima (perceived service)
dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (expected service). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan maka
layanan dapat dikatakan berkualitas, dan sebaliknya.
Definisi
Pelayanan
Definisi
pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan lain yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun.Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan pada satu produk fisik pelayanan merupakan perilaku produsen dalam
rangkainan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan
konsumen itu sendiri (Kotler,2008;83)
Pengertian Kepuasan Konsumen
Kepuasan
konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatau produk dan harapannya.
(Kotler,2002;42).
Kepuasan
konsumen pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang
dirasakan. Jadi pengertian konsumen berarti kinerja suatu barang
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan.(J.Supranto,2001;224).
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Konsumen
Terdapat
4 (empat) faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu :
a. Mutu
produk dan pelayanan
Mutu
produk dan pelayanan sangat mempengaruhi kepuasan konsumen, karena konsumen
akan merasa puas jika produk yang dibeli memiliki mutu yang baik dan
mendapatkan pelayanan yang bail pula.
b. Kegiatan
penjualan
Kegiatan penjualan yang
terus menerus juga mempengaruhi kepuasan konsumen, karena konsumen tidak
menyukai kegiatan penjualan yang setengah-setengah.
c. Pelayanan
setelah penjualan
Adalah pelayanan yang
diberikan kepada konsumen setelah menggunakan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Konsumen senang jika memperoleh pelayanan setelah penjualan.
d. Nilai-Nilai
perusahaan
Jika perusahaan memiliki
nilai-nilai yang baik, maka tidka diragukan lagi konsumen pasti akan merasa
puas atas produk yang dibelinya.
Analisis Nilai
Pelanggan
Analisi nilai pelanggan digunakan untuk
mengungkapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan relative terhadap kekuatan dan
kelemahan berbagai persaingan. Langkah –langkah dalam analisis ini adalah:
1. Mengidentifikasi
atribut dan manfaat utama yang dinilai pelanggan. Pelanggan ditanyai apa
tingkat atribut, manfaat dan kinerja yang mereka cari dalam memilih produk dan
penyediaan layanan.
2. Menilai
arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda. Pelanggan
diminta memeringkat arti penting berbagai atribut dan manfaat. Jika peringkat
mereka jauh berbeda, pemasar harus mengelompokkan mereka kedalam berbagai
segmen.
3. Menilai
kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan
membandingkan dengan peringkay arti pentingnya. Pelanggan mengggambarkan
ditingkat mana mereka melihat kinerja perusahaan dan pesaing pada setiap
atribut dan manfaat.
4. Mempelajari
bagaimana pelanggan dalam segmen tertentu menentukan peringkat kinerja
perusahaan terhadap pesaing utama tertentu berdasarkan suatu atribut atau
manfaat. Jika tawaran perusahaan melebihi tawaran pesaing atas semua atribut
dan mafaat terpenting,perusahaan dapat harga yang lebih tinggi ( sehingga
menghasilkan laba yang lebih tinggi ), atau perusahaan dapat mengenakan harga
yang sama dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih banyak.
5. Mengamati
nilai pelanggan sepanjang waktu. Secara berkala, perusahaan harus mengulangi studi nilai pelanggan dan
posisi pesaing ketika terjadi perubahan dalam hal ekonomi , tehnologi dan
fitur.
Pengertian Jasa
Menurut
Djasalim Saladin (2004:134) pengertian jasa adalah sebagai berikut: jasa adalah
setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatau ihak pada pihak lain
dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu
proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik.
Menurut
Zeithaml dan Bitner yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2005;28) pengertian jasa
adalah sebagai berikut : jasa adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output
selain produk dalam pengertian fisik, dikombinasikan dan diproduksi pada saat
bersamaan, memberikan nilai tambahan dan secara prinsip tidak berwujud
(intangible) bagi pembelian pertamanya.
Menurut
Kotler (2000,p.429), dilihat dari sisi penawaran terhadap lima kategori
produk,yakni:
1. Barang
berwujud murni
Penawaran hanya berupa
barang berwujud murni dan tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut,
seperti: sampo,sabun mandi,dan dll.
2. Barang
berwujud yang disertai jasa
Penawaran terdiri dari
barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk mempertinggi
daya tarik konsumen. Sebagai contoh produsen toko roti harus menyediakan
berbagai rasa roti yang berfariasi sehinya konsumen tertarik untuk membelinya
dan menjadi pelanggan setia di toko roti tersebut.
3. Campuran
Penawaran terdiri dari
barang berwujud dan jasa dengan komposisi yang sama,seperti: toko roti yang
harus didukung dengan pelayanan dan rasa roti yang enak dan bentuk-bentuk yang
unik dan berfariasi.
4. Jasa
utama yang disertai barang dan jasa tambahan.
Penawaran terdiri atas
jasa utama dan jasa tambahan disertai dengan barang pelengkap, sebagai contoh :
penumpang bus membeli transaportasi,mereka sampai di tempat tujuan tanpa
sesuatau hal yang berwujud yang memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun
perjalanan tersebut juga meliputi barang-barang berwujud yang digunakan sebagai
pelengkap pelayanan yang diberikan. Misalnya makanan dan minuman sewaktu di
dalam bus.
5. Jasa
murni
Penawaran hanya terdiri atas jasa
murni seperti: jasa penitipan barang, jasa pembantu rumah tangga,jasa antar
jemput sekolah,dan lain-lain.
Kualitas Jasa
Jasa
adalah sesuatau yang tidak berwujud dan dapat memenuhi kebutuhan dan dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen( Kotler,2002;488)
Kualitas
jasa merupakan penyampaian asas yang akan melebihi tingkat kepentingan
konsumen.(Rangkuti,2003;28)
Definisi Jasa
Definisi jasa adalah setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain, yang pada dasarnya bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. (Kotler,
2000:260)
Jasa
umumnya mencerminkan produk tak berwujud fisik (intangible) atau sector
industry spesifik, seperti pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, transportasi,
asuransi, perbankan, perhotelan, kosntruksi, perdagangan, rekreasi, dan
seterusnya. (Fandy Tjiptono, 2008;1).
Dimensi Kualitas Jasa
Terdapat
5 determinan kualitas jasa yang dapat dirinci, yaitu:
Ø Responsiveness (daya
tanggap )
Yaitu
kemauan atau keinginan oara karyawan untuk membantu dan memeberikan jasa yang
dibutuhkan konsumen. Adapun artibut yang berada dalam dimensi ini adalah
memberikan pelayanan yang cepat,kerelaan untuk membantu konsumen dan siap dan
tanggap untuk menangani respon permintaan dari para konsumen.
Ø Reliability (keandalan)
Yaitu
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan kemampuan
untuk diperaya terutama memberikan jasa seara tepat waktu. Adapun artibut yang
berada dalam dimensi ini adalah memberikan pelayanan sesuai janji,memberikan
pelayanan yang baik saat kesan pertama kepada konsumen, memberikan informasi
kepada konsumen tentang kapan pelayanan yang dijanjikan akan direalisasikan.
Ø Assurance (jaminan)
Meliputi
pengetahuan,kemapuan, keramahan, sopan, santun, dan dapat diperaya dan konsumen
merasa terbebad dari bahaya resiko. Adapun artibut yang berada dalam dimensi
ini adalah karyawan yang sopan, membat konsumen merasa aman saat menggunakan
jasa pelayanan, dan karyawan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat
menjawab pertanya konsumen.
Ø Emphaty (perhatian)
Meliputi
sikap kontak personal maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan maupun
kesulitan konsumen. Komunikasi yang baik, perhatian, kemudahan dalam melakukan
komunikasi. Adapun artibut yang berada dalam dimensi ini adalah memberikan
perhatian individu kepada konsumen dan karyawan yang mengerti keinginan dari
para konsumen.
Ø Tangible (kemampuan
fisik)
tersedianya
fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi serta yang lain yang dapat
dan harus ada dalam proses jasa adapun artibut yang berada dalam dimensi ini
adalah : peralatan dan fasilitas yang moderen.
Objek penelitian
BMT
(Baitul Mal Wattamwil) merupakan lembaga yang bersifat sosial dan keagaaman
sekaligus komersial. BMT menjelaskan tugas sosialnya dengan cara menghimpun dan
membagikan dana masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq, Shodaqah (ZIS) tanpa
mengambil keuntungan. Disisi lain BMT memperoleh keuntungan melalui kegiatan
kemitraan dengan nasabah baik dalam bentuk penghimpunan, pembiayaan, maupun
layanan-layanan pelengkapnya sebagai suatu Lembaga Keuangan Islam.Secara
Lembaga BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(PINBUK). PINBUK sebagai Lembaga Primer karena mengemban misi yang lebih luas,
yakni melahirkan usaha kecil. Dalam hal ini peran umum BMT yaitu melakukan
pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Disamping pembinaan
dan pendanaan diperlukan pula kualitas pelayanan yang baik di BMT untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dan tepat sasaran.
Sampel
Sampel
adalah bagain dari jumlah yang karakteristiknya dimiliki oleh populasi dimana
pengambilan dilakukan harus mewakili populasi. (Sugiyono, 2001). Dalam
penelitian ini sampel yang digunakan adalah nasabah BMT HUSNAYAIN. Dalam
penelitian ini penulis mengunakan metode sampel random sampilng yaitu suatau teknik pengambilan sampe seara acak
sederhana yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Untuk
menetukan sampe dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang
dikembangkan ara ahli. Secara umum untuk penelitian korelasional jumlah sampe
minimum untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30 responden. Rescoe (1975)
dalam Uma Sekaran (1992:252) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai
berikut:
·
Sebaiknya ukuran sampel antara 30 sampai dengan
150 elemen.
·
Jika sampe dipecah lagi dalam subsample (
laki-laki/perempuan, SD/SMP/SMA dsb) jumlah minimum subsampel harus 30.
·
Pada penelitian multivariate, ukuran sampel
harus beberapa kali lebih besar dari jumlah variabel yang akan dianalisis.
·
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana,
dengan pengendalian yang ketat ukuran sampe bisa antara 10 sampai dengan 30.
Dalam
penelitian ini penulis menentukan besaran sampel yaitu berjumlah 50 responden.
Metode pengumpulan data
·
Koesioner : penulis membuat kuesioner agar
dapat memperoleh data, dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang ditunjukan
langsung keada nasabah dengan judul penulisan ilmiah.
·
Studi pustaka : yaitu usaha penulis untuk
mengumpulkan data-data dan bahan dari sumber pepustakaan seperti buku-buku,
penulisan ilmiah yang sejenis, dan jurnal-jurnal yang ada hungunannya dengan
masalah yang menjadi objek dari penelitian.
Hipotesis
Ho
= Tingkat kepuasan tidak dipengaruhi oleh kualitas pelayanan.
Ha
= Tingkat kepuasan dipengaruhi oleh kualitas pelayana.
Metode Analisis Data
·
Analisis kuantitatif
Yaitu
analisis yang menginterprestasikan data dalam bentuk angka-angka dan digunakan
dalam statistika memudahkan dalam penafsirkan data mental yang diperoleh.
Untuk
keperluan analisis ini, penulis mengumpulkan data mengolah data yang diperoleh
dari kuesioner yang diberikan keada nasabah BMT HUSNAYAIN. Kuesioner
menggunakan skala likert dengan lima kategori penelitian sebagai beriku :
Tabel 3.1
Besar bobot dan kategori penelitian
Bobot
|
Kategori
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Tidak Puas (STP)
Tidak Puas (TP)
Netral (N)
Puas (P)
Sangat Puas (SP)
|
Sumber
: J.Supranto (2003:27)
Menurut J. Supranto (2003:27) penggolongan kategori
tiap indikator dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner
dengan cara mengalikan besar boot (nilai) pada kategori tertentu yang telah
ditetapkan dengan jumlah responden yang menjawab masing-masing kategori
tersebut.
Uji
Validitas
Validitas adalah
tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan instumen dikatakan
valid berarti menunjukan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu
valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur
(Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian , instrumen yang valid merupakan
instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Realiabilitas
Reabilitas merupakan suatau ukuran
kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbach’s alpah > dari 0,6 dan disusun dalam
suatau kuesioner instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilakn data
yang sama (Bhuono,2005:72).
Analisis
Regresi Linear Berganda
Analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
hubungan antara dimensi kualitas jasa (yang dinyatakan dengan nilai x) dengan
tingkat kepuasan pelanggan (yang dinyatakan dengan nilai y) akan menggunakan
analisis regresi berganda sehingga dapat dilihat sejauh mana dimensi kualitas
jasa mempengaruhi tingkat kupuasan nasabah.
Rumusannya
: Y = a + b1x1 + b2x2
+ b3x3 + b4x4 + b5
Keterangan
: Y =
Tingkat kepuasan konsumen
X1
= Faktor tangibles
X2 = Faktor reability
X3 = Faktor responsibility
X4 = Faktor assurance
X5 = Faktor emphaty
a = Nilai konstanta
b = Koefisien regresi
Daftar pustaka
Sugiyono.
2003, Metode Penelitian Administrasi.
Alfabeta. Bandung.
Supranto,
J., 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Jakarta, Penerbit PT. Rineka Cipta.
Supranto,
J., 2003, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta, Penerbit PT.
Rineka Cipta.
Tjiptono,
Fandy, 2008, Total Quality Management Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Adi,
Prasetyo, 2008, Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah BMT Kaffah Yogyakarta, skripsi (Stain Surakarta-Sem Institute
Yogyakarta).
Kotler, Phillip, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium,
PT. Prenhallindo, Jakarta, 2000.
Hardiyati. Ratih. 2010. Analisi pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen menggunakan jasa penginapan (VILLA) Agrowisata kebunteh
pagilara, skripsi semanrang. Fakultas Ekonomi Diponegoro.
Rangkuty,
Fredy, 2003, “The Power of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Penembangan Merek”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.